Oleh Bambang Kusbandrijo
Ide
kreatif-inovatif birokrasi kita selama ini terpasung oleh konspirasi
tinggi antara Pihak Ketiga (Botoh/pengusaha), Top Politik (eksekutif),
dan Legislatif. Program pembangunan dan pemberdayaan untuk masyarakat
kalau toh ada bentuk dan pelakunya telah didesain oleh legislatif
(itupun seringkali lips service/asal ada saja), artinya Dinas, Badan,
dan Kantor hanya sebagai payung dan cairnya dana program. Melihat
kenyataan ini seringkali pula Badan-Dinas-Kantor enggan untuk mengajukan
program dan anggaran, sehingga dampaknya seringkali tidak terserapnya
anggaran pembangunan. Celakanya Birokrasi kita disalahkan oleh dua sisi
sekaligus, pertama disalahkan oleh legislatif dan pimpinan dipandang
tidak kreatif mengajukan program sehingga anggaran tidak terserap, kedua
selalu disalahkan masyarakat kenapa tidak peduli dengan keadaan dan
nasib rakyat. Pertanyaan yang layak diajukan;
- Salahkah mereka enggan mengajukan program karena harus membuat LPJ yg mesti tidak sesuai dengan faktanya (bisa di KPK-kan)
- Etiskah sebagai pelayan masyarakat melakukan demo mogok melayani masyarakat karena faktanya mereka hanya sebagai alat pengaman konspirasi.
- Layakkah masyarakat mendukung demo tersebut untuk semakin meningkatkan keberpihakan dan pembangunan pro rakyat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar